Skip to main content

 Lonely Day But Full of Wisdom

Hello friends and teachers, how are you? I do hope you are always find and healthy. My name is Gusti Ayu Kade Mira Handayani, absent number twenty three, I would like to tell you about my experiences/ activities last on galungan and Kuningan day. Please pay attention on these orientation.
         

               
       Lonely Day but full of Wisdom

Mid September, on Galungan and Kuningan day. that was first time we couldn't pray in public, but we had to take turns, because of the pandemic.

On school holidays, to be exact, Galungan and Kuningan day, I woke up early. Galungan day can be interpreted as a form of silence for the prosperity and welfare bestowed by God Almighty. Usually we Hindus in Bali celebrate it lively, we went to worship at a temple or family holy place to held prayers together.
However, that was time the Galungan and Kuningan day are very different, it felt lonely because of the pandemic, usually in my area, before the Galungan there is a night market, but this time it was canceled. On the next day, at umanis galungan, my mother and I went to my mother's hometown to brought offerings, I was there for 2 days, during those days I stayed at home and played, the atmosphere there was very quiet, only a few people left the house and even then because there was a need, two days had passed my mother and I returned home. For ten days after galungan, at home I did the assignment given by the teacher, cleaned the house, lay down, watched TV, did various other activities and did not forget to help my parents to prepare offerings for brass. On the Brass Day, my little family and I did the holy place prayer at 9 am. The uniqueness of the Kuningan day is that the prayer must be completed before 12 o'clock. Because according to Hindus, offerings and prayers after 12 o'clock are only accepted by bhuta and kala because the gods have all returned to heaven. After the prayer I helped my mother sort out the offerings that had been gave earlier. The next day, right at umanis kuningan, I took a break and prepared myself to went back to studied online.

In summary, although Galungan and Kuningan day are not as vibrant as they used to be, that was full of wisdom.


Thank you🙏

Comments

Popular posts from this blog

  "Membeli memanglah mudah, tapi membuat sendiri memberi makna lebih." Karya-karya ini dibuat untuk melengkapi upacara keagamaan, bukan hanya sebagai hiasan, tapi juga sebagai bentuk rasa tanggung jawab dan penghormatan terhadap tradisi. Setiap detail dikerjakan dengan tangan sendiri, sebagai bagian dari proses belajar, menjaga, dan melestarikan budaya.

Yuk, Biasakan Mengucap Kata Tolong, Maaf, dan Terima Kasih

     Seringkali kita mengabaikan kata maaf, tolong, dan terima kasih. 3 kata ini sangat penuh dengan makna, namun banyak yang masih menyepelekan kata tersebut. Meskipun kata tersebut sederhana, namun 3 kata tersebut memiliki dampak besar yang positif dalam hubungan bersosialisasi, serta melatih kita untuk belajar menghargai orang lain juga diri sendiri.  MAAF , kita sering bersikap santai dengan orang yang udah deket, kalau kita salah pun, rasanya kayak "yasudahlah" dan males buat minta maaf, malah bilang "dih baper banget". Padahal dia sakit hati sama sikap kita. Minta maaf ga susah, belajarlah untuk menghargai orang lain.  TOLONG , kata tolong wajib banget dipakai kalau kita butuh bantuan orang lain, kalau pakai kata "tolong" orang bisa lebih merasa dihargai dan lebih senang buat bantu kita.  TERIMA KASIH , jangan pernah gengsi untuk mengucapkan terima kasih, itu untuk menghargai bantuan yang mereka kasih, bisa jadi karena ucapan terima kasih, bantuan ya...

Alasan Law in Action Tidak Sesuai Dengan Law in Book Ditinjau Dari Sudut Pandang Studi Sosiologi

Studi sosiologi dan studi hukum saling berkaitan satu sama lain, lalu  mengapa hukum di Indonesia atau law in action sering tidak sesuai dengan law in book ditinjau dari sudut pandang studi sosiologi ? Pertama-tama kita harus mengetahui apa itu studi sosiologi,  Studi sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pola perilaku manusia dalam bermasyarakat. Perilaku manusia itu adalah semua yang berhubungan dengan dinamika sosial di lingkungan masyarakat. Jadi, studi sosiologi itu tidak terlepas dari perilaku manusia. Dalam dunia hukum ada sebuah ungkapan bahwa hukum dalam teori tidak sama dengan hukum dalam praktek. Pernyataan ini muncul alasannya karena ketidakpuasan masyarakat dengan kondisi hukum kita saat ini. Rasanya hukum seperti tajam kebawah dan tumpul keatas. Masyarakat merasa tidak mendapatkan kemudahan dalam mengakses dunia hukum, yang terlihat seolah membingungkan dan terkesan berbelit-belit.      Kita tidak dapat menjelaskan tentang efekti...